Rabu, 23 Maret 2011

Malang, So Cool..

16 Maret 2011

Agenda hari ini adalah bertemu dengan Pak Peter dari Ma Chung University untuk diskusi tentang memasukkan konten social entrepreneurship ke dalam kurikulum entrepreneurship. Selebihnya tidak ada agenda lain.

Pagi-pagi saya berangkat ke Malang bersama Mba Riska (Ecoton), kebetulan Mba Riska berencana ke kantor Perusahaan Jasa Tirta Malang. Dari kantor Ecoton, kami diantar Mas Amir ke tempat pemberhentian bis. Yang menarik di awal perjalanan ini adalah pengalaman pertama saya menyebrang kali Brantas menggunakan 'ferry' (kapal kayu kecil). Cukup deg-degan juga karena saya belum pernah menyebrang kali menggunakan perahu kayu sambil berdiri dan tidak pakai pelampung. Ini memang pengalaman yang membuat saya benar-benar merasakan berdetaknya jantung. Namun, bagi warga disini, hal ini sudah menjadi hal yang biasa.

Perjalanan dilanjut menggunakan bis menuju Terminal Bungurasih. Bis yang kami naiki berasal dari terminal di Jogja. Karena bis penuh akhirnya saya duduk di depan di samping 'kenek'. Keneknya baik, saya diajak ngobrol. Tiba di Terminal Bungurasih kami langsung mencari bis menuju Malang. Perjalanannya lumayan, sekitar 2 jam. Di perjalanan Mba Riska bertanya, "Dari terminal ke Ma Chung mau naik angkot apa?" Saya jawab, "Waktu itu naik angkot yang biru Mba." Mba Riska langsung bilang kalau di Malang angkotnya warna biru semua. Ups.. Di Bandung, saya terbiasa menghapal angkot berdasarkan warna dan ternyata itu tidak berhasil di Malang. Di Malang, angkot dibedakan berdasarkan inisialnya, misalnya ABG, AG, AT, dsb. Sungguh pengetahuan baru yang sangat berharga dan patut diingat! Setelah bertanya pada teman, akhirnya terjawab sudah bahwa menuju Ma Chung menggunakan angkot AT.

Diskusi dengan Pak Peter cukup seru. Mata saya terus berbinar membayangkan serunya proses perkuliahan kelas entrepreneurship. Dalam diskusi ini saya ditemani Ona, Ashoka Young Changemakers 2010. Ona memfasilitasi perempuan miskin untuk mengembangkan social enterprise di Situbondo dan Trenggalek. Ona dan tim mengorganisir dan melatih perempuan agar bisa memproduksi produk-produk kebutuhan rumah tangga seperti sabun cuci piring. Setelah bisa berproduksi, Ona memfasilitasi kelompok perempuan ini mengembangkan social enterprise. Ona berharap para perempuan ini bisa mandiri secara ekonomi dan memiliki kekuatan di masyarakat.

Setelah sedikit bershooting ria membuat video profil bersama Ona, saya meluncur ke Toko Oen. Toko yang sudah lama saya idam-idamkan. Jujur, ketika melihat menu, saya langsung bingung. Apa yang yang harus saya pilih? Untungnya saya sudah memfollow @PakBondan dan segera minta rekomendasi dan rekomendasinya adalah Peach Melba (es grim).

2 komentar: