Rabu, 27 April 2011

My #Firework

Hari ini saya berproses menjadi fasilitator dalam sebuah workshop untuk teman-teman NGO yang bekerja dalam program pemberdayaan pemulung. Dari proses ini saya menyadari bahwa skill fasilitasi yang saya miliki merupakan satu kekuatan yang ada dalam diri saya.

Saya mulai menjadi fasilitator sejak tahun 2003 ketika saya memiliki adik angkatan yang harus saya bina agar mereka menjadi mampu. Sejak saat itu saya terus konsisten menjadi fasilitator dan tanpa saya sadari ternyata selama ini saya sudah belajar banyak hal. Ada banyak kemajuan dalam diri saya yang sudah sepatutnya saya apresiasi.

Momen ini memberi kesempatan bagi saya untuk berefleksi. Memfasilitasi adalah saat dimana kita diberi kesempatan untuk membuat orang lain menjadi bisa, menjadi berkembang dan menemukan hal baru dalam hidupnya. Memfasilitasi adalah bukan mengenai fasilitator. Ketika memfasilitasi, peserta adalah fokus utama. Proses yang ada bukan hanya sekedar menyampaikan materi seperti menuangkan air ke dalam gelas. Memfasilitasi adalah membantu peserta untuk berproses menuju suatu pembelajaran dan menghasilkan lesson learned yang konkrit. Adalah peran fasilitator untuk membantu peserta terlibat dalam proses dan berkembang bersama termasuk juga peserta yang resisten.

Memfasilitasi permainan ice breaking dan team building. Ternyata skill ini merupakan skill yang unik yang jarang dimiliki oleh kebanyakan orang. Saya mulai kenal dengan berbagai jenis permainan ini sejak tahun 2005 dan sejak saat itu ternyata saya sekarang menyadari bahwa saya sudah banyak berkembang. Ini merupakan salah satu skill yang harus juga saya apresiasi karena ternyata skill ini berkontribusi pada kesuksesan pada suatu kegiatan.

Dengan memiliki kedua skill tersebut, tantangan saya berikutnya adalah bagaimana menggunakan skill-skill tersebut untuk membuat orang menjadi lebih berdaya.

Selasa, 26 April 2011

Ignite My #Firework

Kemarin saya posting mengenai lagu #Firework yang sangat menginspirasi saya. Hari ini saya merasakan bagaimana lagu tersebut memberi kekuatan kepada saya hingga akhirnya berhasil menjawab tantangan.

Tantangan yang saya hadapi hari ini adalah saya harus memfasilitasi teman-teman NGO yang terlibat dalam program pemberdayaan pemulung. Selama setahun terakhir teman-teman NGO ini telah memulai kegiatannya dan berinteraksi dengan pemulung.

Dalam workshop ini saya mendapat kesempatan memfasilitasi teman-teman NGO untuk menggali dan refleksi mengenai Empati Sosial terkait Pemulung yang paling menggetarkan hati, potensi kekuatan dan peluang dan visi perubahan. Sesi ini saya kemas dalam sebuah proses Unleash The Changemakers in You.

Lagu #Firework sangat berkontribusi pada keberhasilan saya kali ini. Sejak Minggu malam hingga saat workshop berlangsung saya terus menerus memutar lagu #Firework dan hasilnya adalah ketika The Show time #Firework saya tersulut. Inilah yang kemudian memberi kekuatan bagi saya untuk menjawab tantangan yang ada selama proses fasilitasi.

Ada banyak tantangan sebenarnya mulai dari peserta yang belum open-minded, belum terbiasa melibatkan otak kanan dalam proses berpikir, belum terbiasa mengalami proses workshop yang fun dan nge-pop, dan masih banyak lagi tantangan yang ada.

Sebelum The Show time, Agni, teman satu tim di program Ashoka Young Changemakers, mengingatkan saya via skype bahwa kita harus tetap mengapresiasi peserta. Ini juga yang saya terapkan dalam workshop kali ini. Saya selalu berusaha untuk mengapresiasi peserta apapun pendapatnya, apapun pendapatnya.

Gabungan lagu #Firework dan Apresiasi menghasilkan situasi yang melebihi ekspektasi saya. Peserta yang belum open-minded berubah dan akhirnya terlibat dan mendukung proses. Peserta lainnya menikmati proses dan berhasil menunjukkan bahwa mereka mampu melihat pemulung dengan pendekatan asset-based thinking.

#Firework has ignited my firework.

Do you ever feel already buried deep? Six feet under screams but no one seems to hear a thing. Do you know that there's still a chance for you. 'Cause there's a spark in you?
You just gotta ignite the light and let it shine. Just own the night like the 4th of July

'Cause baby, you're a firework. Come on, show 'em what you're worth
Make 'em go "oh, oh, oh". As you shoot across the sky-y-y
Baby, you're a firework. Come on, let your colors burst
Make 'em go "oh, oh, oh". You're gonna leave 'em all in awe, awe, awe

Maybe you're reason why all the doors are closed so you could open one that leads you to the perfect road.

Senin, 25 April 2011

#Firework

Kemarin (24 April 2011) saya bersama Agni dan Retha memfasilitasi workshop Dream it Do it untuk para volunteers Indonesian Future Leaders (IFL) di Taman Mini Jakarta. Workshop kali ini sungguh sangat berbeda dan inspiratif. Beda gimana? Kali ini Retha gabung jadi fasilitator, untuk yang pertama kalinya!

Pada awal Maret lalu saya dan Agni memfasilitasi Dream it Do it facilitator training Retha dan teman-teman Club SPEAK. Retha cerita kalau ia sangat passionate dengan anak muda, bersemangat dan berbinar ketika memfasilitasi dan melihat anak muda menggunakan potensinya untuk masyarakat sekitar. Passionnya lah yang akhirnya membawanya pada Vibrant Trainingnya Inspirit pada pertengahan Maret lalu.

Retha pulang dengan membawa jutaan semangat, inspirasi dan ide yang kemudian ia tuangkan dalam bentuk pengembangan sesi dalam workshop Dream it Do it. Inovasi inilah yang ia bagikan kepada saya, Agni dan teman-teman IFL kemarin.

Salah satu yang sangat berkesan bagi saya adalah lagu Firework -Katy Perry. Video klip dan liriknya sangat sangat sangat menginspirasi dan menggugah jiwa!

Ini dia lirik dan video klipnya!


Do you ever feel like a plastic bag
Drifting through the wind, wanting to start again?
Do you ever feel, feel so paper thin
Like a house of cards, one blow from caving in?

Do you ever feel already buried deep?
Six feet under screams but no one seems to hear a thing
Do you know that there's still a chance for you
'Cause there's a spark in you?

You just gotta ignite the light and let it shine
Just own the night like the 4th of July

'Cause baby, you're a firework
Come on, show 'em what you're worth
Make 'em go "oh, oh, oh"
As you shoot across the sky-y-y

Baby, you're a firework
Come on, let your colors burst
Make 'em go "oh, oh, oh"
You're gonna leave 'em all in awe, awe, awe

You don't have to feel like a waste of space
You're original, cannot be replaced
If you only knew what the future holds
After a hurricane comes a rainbow

Maybe you're reason why all the doors are closed
So you could open one that leads you to the perfect road
Like a lightning bolt, your heart will blow
And when it's time, you'll know

You just gotta ignite the light and let it shine
Just own the night like the 4th of July

'Cause baby you're a firework
Come on, show 'em what you're worth
Make 'em go "oh, oh, oh"
As you shoot across the sky-y-y

Baby, you're a firework
Come on, let your colors burst
Make 'em go "oh, oh, oh"
You're gonna leave 'em all in awe, awe, awe

Boom, boom, boom
Even brighter than the moon, moon, moon
It's always been inside of you, you, you
And now it's time to let it through

'Cause baby you're a firework
Come on, show 'em what you're worth
Make 'em go "oh, oh, oh"
As you shoot across the sky-y-y

Baby, you're a firework
Come on, let your colors burst
Make 'em go "oh, oh, oh"
You're gonna leave 'em all in awe, awe, awe

Boom, boom, boom
Even brighter than the moon, moon, moon
Boom, boom, boom
Even brighter than the moon, moon, moon

Selasa, 19 April 2011

Kemiri

Selama ini kenal Kemiri hanya dalam bentuk yang sudah siap pakai. Biasanya saya bertemu dengan Kemiri di dapur atau di warung. Saya baru tau pohon kemiri, biji kemiri dan segudang arti penting Kemiri bagi kehidupan masyarakat di Wonosalam bulan lalu pada saat saya melakukan perjalanan yang luar biasa keliling Jatim.

Liat-liat bibit Kemiri di halaman rumahnya Pak Wagisan, Kepala Dusun disana
Jalan jalan sambil denger cerita dari Pak Wagisan
Ini dia pohon Kemiri
Ternyata biji Kemiri tuh besar ya
Sebenernya biji Kemiri itu berpasangan, kata Mas Amir
Ayo cari lagi biji Kemiri yang udah jatuh
Menjadi pencari Kemiri

Jumat, 08 April 2011

Sekolah Lokal dan Kontekstual



MAN Faser
 

Sekolahnya berada di Wonosalam, sebuah desa yang berada di daerah yang lumayan tinggi dengan suhu udara yang dingin dan segar, suasana yang masih desa sekali, masih ada hutan, masih banyak burung dengan jenis yang beragam. Yang paling menarik adalah di desa ini terdapat banyak sekali mata air yang menghidupi banyak keluarga di banyak desa, termasuk nantinya mengalir ke kali Brantas. 

Jika anak sekolah pada umumnya belajar mengenal hewan dan tumbuhan melalui buku dan internet atau ke kebun binatang, anak anak yang sekolah di MAN Faser belajar mengenal keanekaragaman hayati hutan tropis, termasuk hewan dan tumbuhannya di hutan alami langsung yang berada di belakang sekolah mereka! Betapa beruntungnya mereka! Saya berkali-kali menyampaikan kepada mereka bahwa mereka sangat beruntung memiliki hutan alami seluas 6 ha di belakang sekolah dengan 2 mata air di dalamnya. Saya sampaikan berkali-kali karena saya sangat kagum, takjub dan tidak ada hal lain yang sanggup diucapkan selain “Anak MAN Faser beruntung dan patut bersyukur punya hutan alami di belakang sekolah sebagai tempat belajar”. Yap, saya memang bertemu mereka di hutan alami tersebut (tepatnya tanggal 19 Maret 2011). Sewaktu berbincang dengan mereka pun sempat ada monyet ekor panjang yang lewat di hadapan kami. 

Anak-anak MAN Faser mengenal beberapa tumbuhan dan hewan yang ada di hutan alami tersebut. Istilah “tak kenal maka tak sayang” memang sesuai dengan apa yang dilakukan anak-anak ini. Mulai dari mengenal hingga akhirnya mereka mengembangkan inisiatif untuk melindungi mata air di hutan alami ini.  

SMANDRY

SMAN 1 Driyorejo terletak di pinggir kota Gresik, dekat dengan sawah, pabrik dan kali Brantas bagian hilir. Di daerah ini banyak sekali pabrik. Hilang sudah keunikan suasana desa karena banyaknya pabrik dan kendaraan truk tronton pembawa kontainer besar yang banyak berlalu-lalang di sepanjang jalan. Sungguh suasana yang sangat tidak enak. Suasana ini saya alami pada 12 Januari 2011.

Ciri khas sekolah ini adalah pertanian organik. Sekolah ini masih punya banyak lahan yang bisa ditanami. Bukan hanya sekedar menanam tanaman organik, Dharma, salah seorang siswa disini yang juga Ashoka Young Changemakers, berinisiatif mengolah hasil panennya menjadi jajanan sehat. Layaknya kantin sekolah pada umumnya, di sekolah ini juga banyak dijual jajanan kemasan dengan berbagai zat aditif. Dharma yang peduli akan kesehatan telah berhasil mengembangkan produk jajanan sehat berbahan dasar singkong dll yang didapat dari kebun di sekolahnya. Ia sudah menjualnya ke teman-teman dari kelas ke kelas. Tidak hanya itu, sekolah ini juga sekarang sedang membangun kantin sehat dimana nantinya semua pedagangnya akan menjual makanan sehat dengan sebagian bahan baku berasal dari kebun sekolah.      

SMPN 2 Kebomas

SMPN 2 Kebomas berada di kota Gresik. Menurut info dari kepala sekolahnya, sekolah ini dibangun diatas tanah kapur yang mana dulunya berfungsi sebagai kuburan. Sulit sekali menanam tanaman di tanah kapur ini. Walaupun begitu, sekolah ini berhasil menghijaukan dirinya dengan berbagai tanaman. Sungguh upaya yang patut diapresiasi. 

Saya datang ke sekolah ini atas ajakan partners in crime saya, Mas Amir. Beliau harus datang karena pada saat itu SMPN 2 Kebomas sedang didatangi juri Adiwiyata dalam rangka verifikasi lapangan. Sebagai salah satu lembaga mitra, Mas Amir hadir sebagai perwakilan dari Ecoton dan Padepokan Wonosalam Lestari (secara Mas Amir kan direkturnya, hehe.. maaf ya mas disebut sebagai direktur PWL). Saya duduk manis dan mendengarkan presentasi yang disajikan.

Hal yang menarik bagi saya adalah bagian aksi nyata yang dilakukan oleh siswa-siswanya. Demam berdarah merupakan wabah yang sering terjadi di wilayah ini. Oleh karena itu, di sekolah ini ada tim siswa yang berperan untuk mengurangi angka kasus deman berdarah di wilayah ini. Ada beberapa tim yang dibentuk, tentunya dengan peran yang berbeda-beda. Saya lupa persisnya nama setiap tim tapi yang pasti, yang saya ingat ada tim yang bertugas memantau rumah warga khususnya bak mandi. Mereka mendatangi rumah-rumah warga dan melihat apakah ada jentik nyamuk demam berdarah di rumah warga tersebut. Tim yang lain ada yang berperan dalam mensosialisasikan mengenai demam berdarah, solusi 3M, dll.

Hal lain yang menarik lagi adalah kantin sekolahnya. Semua makanan yang dijual di kantin sudah pasti dijamin sehat! Selain ada kebijakan kepala sekolah, pihak sekolah juga bekerja sama dengan puskesmas setempat untuk memantau kantin ini. Sebulan sekali akan ada petugas puskesmas yang menilai dan menguji apakah makanan yang dijual sehat atau tidak. Yang membuat mata saya berbinar adalah harga jajanannya yang murah. Sayang waktu itu saya baru selesai makan siang sehingga tidak selera untuk icip-icip jajanan di kantin sehat ini. Lain waktu pasti icip-icip!

Satu hal lagi yang menarik di sekolah ini adalah ekskul radio, Bomaz radio. Saya waktu itu mendadak diundang untuk siaran. Sedikit menyalurkan kembali hasrat bercuap-cuap ria di udara sambil cerita sedikit tentang Young Changemakers. Walaupun radius jangkauan siarannya hanya 5 km dari sekolah, radio ini tetap keren dan pastinya mengasah skill siswa. Siswa-siswa ini juga mengembangkan program yang mendidik Sobat Bomaz (sapaan bagi pendengarnya) salah satunya adalah sosialisasi mengenai demam berdarah.


SMAN1WA

SMAN 1 Wringinanom terletak di pinggir kota Gresik. Saya belum pernah menginjakkan kaki di sekolah ini, hanya bertemu dengan siswa-siswanya yang ajaib. Sekolah ini berada di kecamatan Wringinanom dan dekat juga dengan kali Brantas. Hingga saat ini sudah ada 3 Ashoka Young Changemakers yang berasal dari sekolah ini dan masih akan ada terus di tahun-tahun berikutnya.

Entah bagaimana cerita awal mulanya, yang pasti siswa-siswa di sekolah ini memiliki kepedulian yang sangat amat besar terhadap kelestarian kali Brantas. Setiap siswanya memiliki initiative sosial untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di kali Brantas dan bantarannya. Dulu ada Sumarlina, Ashoka Young Changemakers 2009 yang mengembangkan gagasan Sensus Serangga Air, metode monitoring kualitas air sungai yang sangat sederhana yang sukses menjadikan setiap orang pemantau kualitas air kali Brantas. Ada juga Mega, Ashoka Young Changemakers 2009, yang mengembangkan Hutan Tani Bantaran, mengajak masyarakat untuk memanfaatkan daerah bantaran sebagai lahan pertanian sambil menanam tanaman keras (pohon) daripada menjadikannya sebagai lahan membangun rumah. Ada Kokom, Ashoka Young Changemakers 2009, yang mengembangkan Carbon Bank. Dan masih banyak lagi siswa SMAN1WA yang akan menyusul menjadi Ashoka Young Changemakers. Saya rasa, hal ini terbangun berkat upaya Pak Syam mengembangkan model EES di sekolah ini.