Hari ini saya berproses menjadi fasilitator dalam sebuah workshop untuk teman-teman NGO yang bekerja dalam program pemberdayaan pemulung. Dari proses ini saya menyadari bahwa skill fasilitasi yang saya miliki merupakan satu kekuatan yang ada dalam diri saya.
Saya mulai menjadi fasilitator sejak tahun 2003 ketika saya memiliki adik angkatan yang harus saya bina agar mereka menjadi mampu. Sejak saat itu saya terus konsisten menjadi fasilitator dan tanpa saya sadari ternyata selama ini saya sudah belajar banyak hal. Ada banyak kemajuan dalam diri saya yang sudah sepatutnya saya apresiasi.
Momen ini memberi kesempatan bagi saya untuk berefleksi. Memfasilitasi adalah saat dimana kita diberi kesempatan untuk membuat orang lain menjadi bisa, menjadi berkembang dan menemukan hal baru dalam hidupnya. Memfasilitasi adalah bukan mengenai fasilitator. Ketika memfasilitasi, peserta adalah fokus utama. Proses yang ada bukan hanya sekedar menyampaikan materi seperti menuangkan air ke dalam gelas. Memfasilitasi adalah membantu peserta untuk berproses menuju suatu pembelajaran dan menghasilkan lesson learned yang konkrit. Adalah peran fasilitator untuk membantu peserta terlibat dalam proses dan berkembang bersama termasuk juga peserta yang resisten.
Memfasilitasi permainan ice breaking dan team building. Ternyata skill ini merupakan skill yang unik yang jarang dimiliki oleh kebanyakan orang. Saya mulai kenal dengan berbagai jenis permainan ini sejak tahun 2005 dan sejak saat itu ternyata saya sekarang menyadari bahwa saya sudah banyak berkembang. Ini merupakan salah satu skill yang harus juga saya apresiasi karena ternyata skill ini berkontribusi pada kesuksesan pada suatu kegiatan.
Dengan memiliki kedua skill tersebut, tantangan saya berikutnya adalah bagaimana menggunakan skill-skill tersebut untuk membuat orang menjadi lebih berdaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar